Kamis, 08 Mei 2014

15 Menit Bareng Chef Lucky

15 Menit Bareng Chef Lucky: “Masakan Indonesia Go International Jika Akses Bumbu Mudah Didapat”


??????????????????????????????? 
ABRARESTO.COM - Masterchef kini tidak dipungkiri menjadi kompetisi memasak paling populer di Indonesia. Selain juri-juri, koki rumahan yang keluar menjadi pemenang pun mendadak sontak populer. Dan Masterchef Indonesia yang pertama, Lucky Andreono, pun mengalami hal yang sama. Ia mengaku sempat terkaget-kaget akan respon publik setelah kemenangannya itu.

“Biasanya jalan ke mal tidak ada yang memperhatikan tetapi setelah kemenangan itu, banyak yang menghampiri saya mengajak ngobrol atau foto bersama. Kadang, ketika sedang enak-enak bersantap, ya, harus rela distop sebentar untuk melayani mereka,” kenang chef yang sejak kecil sudah suka memasak itu.

Walau dari segi privasi agak terganggu, chef yang mengecap pendidikannya di Australia ini mengaku banyak hal menguntungkan yang didapat dari kemenangan itu. Dulu orang masih tidak percaya Ia bisa memasak. Sekarang, kemampuan memasaknya tidak lagi diragukan. Ditempa keras selama kompetisi, Ia mengaku terekspos dengan berbagai macam makanan dan kemampuan memasaknya pun berkembang jauh karena wawasan yang bertambah dari hasil bertemu dan berdiskusi dengan chef lain.
???????????????????????????????
Bisnis restorannya, Lucky Grilled Ribs di Cinere, pun mendadak ramai. Begitu juga kesibukannya. Selain didaulat sebagai pembawa acara televisi di Kompas TV, “Man In Apron,” Ia kini sibuk sedang merintis buku pertamanya yang rencananya akan diedarkan Oktober mendatang. Bukunya akan mendaftar berbagai resep jajanan pasar populer di Indonesia.
Selama menggarap buku ini, chef Lucky mengaku sempat mendapat kesulitan karena sebenarnya makanan jajanan pasar tidak begitu menarik perhatiannya.

“Waktu ujian pertama di final Masterchef kan, saya dan Agus (finalis/juara dua) mendapat tugas untuk membuat camilan Indonesia. Saya sempat frustasi, sampai dandang dan peralatan lain saya tendang dan banting karena saya tidak pernah membuat masakan seperti itu. Kalau di rumah, tugas membuat makanan Indonesia adalah bagian kakak saya.”

Tingkat kesulitan tinggi dalam meracik masakan Indonesia ternyata sudah Ia rasakan sejak Ia kuliah di negeri orang. Masakan Indonesia dikenal sebagai masakan yang menggunakan beragam bumbu dan rempah-rempah. Hal yang sama sebenarnya dengan makanan Asia lainnya seperti Thailand atau India. Apa yang membuat sup Tom Yam dari Thailand atau kari dari India bisa populer dan diterima masyarakat dunia?

“Waktu kuliah, di daerah saya banyak sekali toko-toko Asia. Dekat apartemen malah ada toko klontong dimana pemiliknya orang Indonesia. Tapi, itupun untuk mendapatkan kencur, susahnya minta ampun. Kalau sudah begini, bagaimana bisa masakan Indonesia bisa terekspos ke publik yang lebih luas lagi. Akses ke bumbu dan rempah Indonesia masih sulit. Tidak segampang bumbu-bumbu kari, misalnya,” imbuhnya.

Kembali ke soal buku, kumpulan resep ini diharapkan bisa mengangkat popularitas masakan Indonesia di penikmat kuliner dunia dan mendorong makanan Indonesia untuk “go international”.
“Dalam resep masakan Indonesia ini, saya akan memasukkan bumbu dan rempah dari Indonesia tetapi juga saya akan mencantumkan pilihan bumbu lain yang setidaknya memiliki cita rasa yang menyerupai, dan pilihan bumbu ini tentunya adalah bumbu yang lebih mudah didapat atau dikenal masyarakat luas. Kumpulan resep dengan bumbu pilihan ini tentunya akan lebih membantu publik internasional untuk bisa menikmati masakan Indonesia.”
Foto-foto: Syanne

Tidak ada komentar:

Posting Komentar